Breaking

Post Top Ad

Tuesday, September 4, 2018

Melihat sisi yang lebih berwarna dari kehidupan warga Korea Utara



Negara Korea Utara terkenal akan peraturan-peraturan yang ketat, bukan hanya untuk turis dari negara lain, tetapi juga untuk warga lokal negaranya sendiri. Negara diktator ini pun ditakuti oleh negara-negara lain karena kekuatan militer mereka. Untuk memasuki negara ini pun tidak bisa dengan mudah seperti negara Amerika Serikat, contohnya. Dan jika kita melanggar satu saja peraturan, kita akan terancam hukuman berat. Tahun lalu saja, seorang mahasiswa asal Amerika Serikat bernama Otto Warmbier tewas ketika menjalani hukuman 15 tahun kerja paksa. Ia mendapat hukuman tersebut hanya karena mencuri sebuah poster propaganda ketika sedang berlibur di Korea Utara. Di negara lain, perilaku seperti ini mungkin hanya akan mendapatkan hukuman denda. Tapi tidak di Korea Utara.

Murid-murid TK di Korea Utara © Carl Court

Itu untuk warga negara asing. Dengan warga lokal, negara ini tidak jauh beda ketatnya. Hal-hal sepele yang tidak terlalu kita pikirkan disini, ada aturan tertentunya disana. Sebagai contoh, warga Korea Utara tidak boleh memiliki gaya rambut yang aneh-aneh. Mereka hanya boleh memilih dari beberapa gaya rambut yang sudah ditentukan, itupun jumlahnya sedikit. Jika ingin menonton televisi, mereka hanya bisa memillih antara 3 saluran. Selain dari 3 tersebut, tidak diperbolehkan disana. Buku-buku fiksi dan non-fiksi barat pun dilarang, jika kalian adalah turis yang membawa buku dari luar negeri, buku tersebut akan disita. Ini hanya tiga dari sekian banyak peraturan-peraturan yang diberlakukan di Korea Utara. Dan yang saya sebutkan tadi terbilang "ringan" dibandingkan peraturan lainnya. Susah sekali bukan menjadi warga Korea Utara? 

Wajar saja jika orang-orang di seluruh dunia prihatin terhadap warga disana dan bersyukur mereka tidak tinggal di Korea Utara. Kehidupan disana tidak jauh dari zaman perang dunia, bahkan mungkin lebih buruk. Yang aneh, kebanyakan warga disana masih begitu mencintai pemimpin mereka. Tahun 2011 lalu, ketika Kim Jong-Il meninggal dunia, warga sekitar terlihat beramai-ramai menangisi kepergiannya. Mereka menangis histeris seakan-akan kehilangan seorang anggota keluarga. Ini kontras dengan negara lain yang bernasib sama dengan mereka. Di Kuba misalnya, publik merayakan kematian mantan presiden dan perdana menteri mereka Fidel Castro. Di Inggris, warga pun bersuka ria di jalanan ketika mantan perdana menteri Margaret Thatcher meninggal dunia.

Gedung-gedung apartemen © Carl Court

Seorang fotografer asal Inggris, Carl Court, terinspirasi untuk mengambil foto-foto warga Korea Utara dalam suasana yang ceria, tidak suram seperti biasanya. Dalam perjalanannya, ia berhasil mendapatkan foto-foto yang akan membantu merubah sedikit persepsi dunia tentang kehidupan disana. Meskipun begitu, tetap terlihat sesuatu yang berbeda dari warga sekitar. Kita tetap bisa melihat mereka hidup tidak sebebas orang-orang di negara lain. Penasaran? Langsung lihat foto-fotonya!

Di taman bermain

Spoiler for Theme park: 







Di sebuah pantai

Spoiler for Beach: 







Murid-murid sekolah

Spoiler for Students: 




Murid TK

Spoiler for Kindergarted: 







Di sebuah salon

Spoiler for Barbershop: 




Naik kereta

Spoiler for Train: 





Pekerja pabrik

Spoiler for Factory workers: 






Berenang dan main tenis

Spoiler for Leisure time: 


No comments:

Post a Comment

loading...

Post Top Ad

Your Ad Spot