Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
Meski perhelatan Piala AFF U19 dan U16 2018 yang di selenggarakan di Indonesia telah usai, namun pesta sepak bola usia dini di Asia Tenggara ini masih menyisakan sebuah masalah. Masalah itu yaitu menyangkut bayang - bayang sanksi dari AFC yang bisa saja di berikan kepada PSSI atau pihak penyelenggara pertandingan akibat ulah suporter yang meneriakkan yel - yel bernada menghina negara tetangga, Malaysia.
Seperti yang kita ketahui, saat partai penyisihan group B Piala AFF U16 yang berlangsung di Stadion Joko Samudro, Gresik antara timnas Malaysia melawan tim Thailand beberapa waktu yang lalu, suporter Indonesia menghujat Malaysia dengan sebutan "Malaysia itu anj*ng". Hal ini tidak terlepas dengan adanya kejadian bendera Indonesia terbalik yang sebelumnya di lakukan oleh salah satu pemain muda Malaysia jelang turnamen berlangsung.
Hal inilah yang di anggap oleh suporter Indonesia sebagai provokasi. Dan akibatnya, mereka memberikan aksi balasan pada pertandingan yang melibatkan Malaysia, baik pada fase penyisihan, maupun saat timnas Indonesia berjumpa Malaysia di babak semifinal. Sebagai orang Indonesia yang merasa di hina, tentu kita tidak akan tinggal diam. Tapi jika di pikirkan secara mendalam, kita ini bertetangga dan saling membutuhkan.
Sebagai contoh, selama ini Indonesia selalu mengirimkan tenaga kerjanya ke Malaysia yang jumlahnya tak sedikit. Di sadari atau tidak, di tengah angka pengangguran yang masih besar persentasenya di Indonesia, peluang kerja di Malaysia ini bagaikan oase di tengah padang pasir. Mungkin bagi kita yang tidak secara langsung merasakan, akan mencibir. Tapi percayalah, ada jutaan keluarga di Indonesia yang ekonominya bisa terangkat karena menjadi TKI di Malaysia.
Menjadi TKI di negeri orang tentu bukanlah pilihan tapi karena kebutuhan. Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita terus menghina saudara serumpun kita sementara di sisi lain banyak saudara - saudara kita yang mengadu nasib di sana. Seyogyanya provokasi bukan di balas dengan penghinaan juga, karena jika selalu seperti itu, sampai lebaran monyet pun kisah permusuhan antara dua negara bersaudara ini tak akan pernah usai.
Alangkah indahnya jika kita saling bersinergi, Malaysia membutuhkan tenaga kerja, di saat yang sama Indonesia mengirimkan tenaga kerjanya. Meski tidak dapat di pungkiri, hingga saat ini masih banyak tenaga kerja kita yang terlantar di sana. Alangkah baiknya juga jika provokasi tersebut kita balas dengan prestasi. Karena kalau kita ikut - ikutan terprovokasi seperti yang terjadi pada Piala AFF kemarin, bukan tak mungkin mereka juga akan melakukan hal yang sama saat timnas kita bertanding di Piala AFC tahun depan yang berlangsung di Malaysia.
No comments:
Post a Comment